Bitung. Harga ikan tuna di perusahaan-perusahaan Kota Bitung, Sulawesi Utara selama bulan November Tahun 2012 hingga awal Januari 2013 kian merosot hingga mencapai Rp30.000/kg.
Kadis Perikanan dan Kelautan Kota Bitung, Hengky Wowor di Bitung, Selasa (15/1/2013) mengatakan, turunnya harga tuna di daerah itu disebabkan harga pasar dunia yang belum mempercayai pasar ekspor dari daerah Sulawesi Utara.
"Seperti halnya pasar ekspor yang terjadi di Amerika Serikat, untuk harga tuna diambil dengan harga rendah," ujar Wowor.
Dengan demikian katanya, harga yang ditetapkan oleh pasar dunia di Amerika Serikat, telah mempengaruhi sistem harga yang bergejolak di Bitung, dimana harga sebelumnya mencapai Rp70.000/kg.
Dia berharap untuk ekspor ikan tuna lebih ke negara tujuan Jepang. "Negara tersebut kebutuhan akan ikan tuna lebih menjamin perekonomian para nelayan dan pengusaha ikan tuna di Bitung, dimana harga yang ditetapkan oleh Jepang sangatlah tinggi," ujarnya.
Wowor mengatakan, banyak tangkapan ikan tuna yang diperoleh para nelayan Bitung maupun nelayan lain yang hasilnya di jual ke perusahaan-perusahaan Kota Bitung. "Tetapi dengan hasil tangkapan itu, tidak menjamin harganya akan dibeli dengan harga tinggi," katanya.
Melalui faktor harga yang berdasarkan pasaran dunia, sehingga perusahaan-perusahaan pengelola ikan tuna segar dengan tipe A pun membelinya dengan harga yang sudah ditetapkan.
Namun demikian kata Wowor, selang Tahun 2012 kebutuhan tangkapan ikan tuna sangat baik, namun yang mempengaruhi yaitu harganya yang semakin menurun, sehingga dikeluhkan oleh para nelayan.
Dia mengatakan, untuk daerah Sulawesi Utara, kecenderungan kebutuhan ikan laut makin tinggi, mengingat masyarakat di daerah ini makin mengurangi makanan berlemak.
Kadis Perikanan dan Kelautan Kota Bitung, Hengky Wowor di Bitung, Selasa (15/1/2013) mengatakan, turunnya harga tuna di daerah itu disebabkan harga pasar dunia yang belum mempercayai pasar ekspor dari daerah Sulawesi Utara.
"Seperti halnya pasar ekspor yang terjadi di Amerika Serikat, untuk harga tuna diambil dengan harga rendah," ujar Wowor.
Dengan demikian katanya, harga yang ditetapkan oleh pasar dunia di Amerika Serikat, telah mempengaruhi sistem harga yang bergejolak di Bitung, dimana harga sebelumnya mencapai Rp70.000/kg.
Dia berharap untuk ekspor ikan tuna lebih ke negara tujuan Jepang. "Negara tersebut kebutuhan akan ikan tuna lebih menjamin perekonomian para nelayan dan pengusaha ikan tuna di Bitung, dimana harga yang ditetapkan oleh Jepang sangatlah tinggi," ujarnya.
Wowor mengatakan, banyak tangkapan ikan tuna yang diperoleh para nelayan Bitung maupun nelayan lain yang hasilnya di jual ke perusahaan-perusahaan Kota Bitung. "Tetapi dengan hasil tangkapan itu, tidak menjamin harganya akan dibeli dengan harga tinggi," katanya.
Melalui faktor harga yang berdasarkan pasaran dunia, sehingga perusahaan-perusahaan pengelola ikan tuna segar dengan tipe A pun membelinya dengan harga yang sudah ditetapkan.
Namun demikian kata Wowor, selang Tahun 2012 kebutuhan tangkapan ikan tuna sangat baik, namun yang mempengaruhi yaitu harganya yang semakin menurun, sehingga dikeluhkan oleh para nelayan.
Dia mengatakan, untuk daerah Sulawesi Utara, kecenderungan kebutuhan ikan laut makin tinggi, mengingat masyarakat di daerah ini makin mengurangi makanan berlemak.
(aka_pp.2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar