MENGENAL ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN
Alat Bantu Penangkapan Ikan merupakan alat yang digunakan untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan. Atau juga dikatakan sebagai sarana penangkapan yang dapat membantu atau dapat mendukung sehingga operasi penangkapn menjadi efektifif dan efisien.
Alat bantu penangkapan terdiri dari : Alat pengumpul ikan, perlengkapan bantu penangkapan (deck machinery) dan Instrumen nautika kapal.
Alat Pengumpul Ikan Adalah alat bantu penangkapan ikan yang digunakan untuk mengumpulkan ikan sasaran sebelum ditangkap, sebagai contoh : Rumpon dan Lampu
1. RUMPON
Rumpon merupakan alat pengumpul Ikan yang menggunakan berbagai bentuk dan jenis pemikat/atraktor dari benda padat berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul. Rumpon permukaan untuk mengumpulkan ikan-ikan pelagis terdiri dari :
Rumpon laut dangkal (kedalaman laut s/d 200 meter).
Rumpon laut dalam (kedalaman laut lebih dari 200 meter).
Komponennya terdiri dari: Pemikat (atractor) daun kelapa/bahan alami dan bahan sintetis/serat plastik, tali-temali PE atau kuralon dan jangkar. Ikan pelagis yang berkumpul adalah layang, kembung, selar, dll. Untuk rumpon laut dalam berkumpul juga ikan tuna. Alat tangkap yang dioperasikan: Purse Seine, Payang, dan Pancing.
Rumpon dasar (untuk mengumpulkan ikan-ikan demersal), bahan yang dipakai cor beton atau bahan lainnya. Alat tangkap yang dapat dioperasikan : Pancing ulur, gillnet menetap/pancang (set gillnet). Jikalau dipasang disekitar perairan karang ikan yang berkumpul : kerapu, semadar, ekor kuning, dll
2. LAMPU
Lampu merupakan Alat pengumpul ikan yang menggunakan pemikat/atraktor cahaya atau lampu berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul. Pada mulanya penggunaan lampu untuk penangkapan masih terbatas pada daerah-daerah tertentu dan umumnya dilakukan hanya di tepi-tepi pantai dengan menggunakan jaring pantai (beach seine), serok (scoop net) dan pancing (handline). Pada tahun 1953 perkembangan penggunaan lampu untuk tujuan penangkapan ikan tumbuh dengan pesat bersamaan dengan perkembangan bagan (jaring angkat, lift net) untuk penangkapan ikan. Saat ini pemanfaatan lampu tidak hanya terbatas pada daerah pantai, tetapi juga dilakukan pada daerah lepaspantai yang penggunaannya disesuaikan dengan keadaan perairan seperti alattangkap payang, purse seine dan sebagainya. Penggunaan cahaya (lampu) untuk penangkapan ikan di Indonesia dan siapa yang memperkenalkannya belumlah jelas. Meskipun demikian di daerah-daerah perikanan Indonesia Timur, khususnya dimana usaha penangkapan cakalang dengan pole and line dilakukan sekitar tahun 1950 ditemukan kurang lebih 500 buah lampu petromaks yang digunakan untuk penangkapan, dimana tempat-tempat lain belum digunakan (Subani, 1983).
Penggunaan cahaya listrik dalam skala industri penangkapan ikan pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1900 untuk menarik perhatian berbagai jenis ikan, kemudian berkembang dengan pesat setelah Perang Dunia II. Di Norwegia penggunaan lampu berkembang sejak tahun 1930 dan di Uni digunakan pada tahun 1948 (Nikonorov, 1975).
Fungsi Cahaya pada lampu adalah :
Mencari gerombolan ikan (search light)
Menarik ikan agar mendekat ke kapal (attracting fish shoal)
Menggiring ikan ke tempat operasi penangkapan (leading fish shoal to fishable area) & untuk mengkonsentrasikan ikan pada tengah-tengah area dari jaring
a. Lampu Permukaan
• Keuntungan :
Perawatannya tidak sulit
Mudah didapat/dibeli
Pemasangan dan pengoperasiannya tidak rumit
• Kerugian:
Sinar yang masuk ke air tidak efektif karena defleksi
Tenaga yang digunakan lebih besar
Ikan yang berkumpul ikan pelagis alat yang digunakan Purse Seine, Pancing cumi
b. Lampu Celup Bawah Air
• Keuntungan :
Sinar yang terpancar efektif
Tenaga yang diperlukan lebih kecil
• Kerugian :
Pengoperasiannya rumit
Memerlukan ekstra perawatan
Belum tentu ada di pasaran
Ikan yang berkumpul dan alat yang digunakan sama dengan lampu permukaan
3. ALAT PELACAK IKAN (FISH FENDER)
Alat bantu penangkapan ikan yang menggunakan berbagai bentuk dan jenis perangkat sebagai pendeteksi keberadaan ikan di perairan. Prinsip kerja Fish Finder, pemancaran gema antara 50-200 MHz kedalam perairan secara vertikal, selanjutnya gema ini terpantul kembali setelah mengenai obyek berupa ikan atau dasar perairan. Gema dipancarkan melalui tranducer, dan alat ini pula yang menerima kembali pancaran gema setelah mengenai obyek tertentu. Dengan alat ini gerombolan ikan, kondisi dasar perairan dan kedalaman perairan dapat diketahui/di deteksi seperti tampak pada gambar.
4. PERLENGKAPAN PENANGKAPAN IKAN
Adalah peralatan atau permesinan yang digunakan untuk membantu (mesin bantu) operasi penangkapan ikan , sebagai contoh : Penggulung jarring (Net hauler,penggulung tali ( line hauler), kapstan, winch, power block . Peralatan ini berfungsi untuk membantu mempermudah, memperingan dan mempercepat pengoperasian alat penangkap ikan secara mekanis di atas kapal ikan. Peralatan ini digunakan untuk membantu tenaga manusia didalam proses penarikan / pengangkatan alat penangkap ikan dan umumnya mesin bantu penangkap dipasang di atas geladak kapal. Tenaga mekanis yang dihasilkan, pada umumnya berupa putaran yang bisa diperoleh dari 4 (empat) jenis sumber tenaga penggerak, antara lain tenaga manusia, tenaga mesin otomotif (Diesel), tenaga listrik dan tenaga hidrolik.
5. PENARIK GILLNET
Net Hauler penarik jaring gillnet bertenaga hidrolik, dipasang pada posisi lambung kanan kapal. Cara pengoperasian : hanya dengan menarik jaring gillnet melalui drum berbentuk konikal dan jaring insang tidak digulung langsung di dalam drum penggulung, melainkan bagian jaring yang sudah ditarik di belakang net hauler, kemudian diatur untuk persiapan penurunan jaring (setting) kembali.
6. PENARIK TALI
Berdasarkan fungsi kerja mesin bantu Line Hauler digunakan untuk menarik tali utama rawai tuna, rawai dasar dan tali pancing ulur serta dapat pula untuk menarik tali bubu berangkai ataupun tali bubu tunggal. Sedangkan tenaga penggerak yang digunakan untuk memutar sistem line hauler, pada umumnya menggunakan tenaga listrik dengan motor listrik 3 phase atau adapula yang menggunakan tenaga penggerak dengan hidrolis. Kedua tenaga penggerak ini hanya digunakan pada kapal longline skala komersial. Line Hauler dengan tenaga penggerak mesin Diesel ataupun tenaga manusia kebanyakan hasil rekayasa (bukan produk fabrikan)dan banyak dipakai oleh nelayan tradisional.
7. INSTRUMEN NAUTIKA KAPAL
Adalah perlengkapan kapal ikan yang berfungsi sebagai alat bantu pelayaran dan opersi penangkapan ikan : GPS, Radar, Kompas, Radio buoy, SSB Radio, dll . Manfaat dari pada penggunaan peralatan navigasi pada kapal perikanan antara lain :
• Penentuan posisi kapal, dan daerah penangkapan ikan.
• Ditemukannya sumberdaya perikanan yang memungkinkan untuk dimanfaatkanpada operasi penangkapan berikutnya.
• Penempatan alat penangkap ikan yang stasioner atau menetap.
• Perairan/lokasi yang telah dapat merusak alat penangkap ikan.
• Peningkatanan efisiensi dan efektifitas operasi penangkap ikan.
• Mengetahui jalur-jalur daerah penangkapan ikan.
• Jarak ekonomis dalam mencapai sasaran navigasi.
• Memenuhi ketentuan atau peraturan pelayaran yang berlaku
8. RADAR
Singkatan dari Radio Detection and Ranging, yaitu alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan gelombang radio untuk mendeteksi obyek dan jarak dalam jangkauan tertentu, sehingga dapat dipergunakan untuk menentukan posisi dan obyek navigasi lainnya.
9. GPS
Singkatan dari Global Positioning System, yaitu alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio dari beberapa satelit yang mengorbit untuk mengetahui posisi, merekam arah haluan dan kecepatan kapal.
10. KOMPAS
Kompas adalah alat bantu navigasi utama dalam pelayaran, dengan alat ini seorang navigator dapat menentukan arah pelayaran sarana apungnya. Kompas dibuat berdasarkan magnit yang cenderung untuk selalu menunjukan arah Utara, sehingga arah-arah lainnya dapat ditentukan sedemikian rupa berdasarkan keliling lingkaran cakrawala 3600.
11. RADIO BOY
Alat ini merupakan kelengkapan dari RDF, dipasang pada alat tangkap long line, gillnet, trammel net, bubu dan lainnya atau pada sarana apung lainnya. Dalam pengoperasiannya, alat ini akan memancarkan signal tertentu dan pada frekwensi tertentu pula sehingga signal ini akan diterima oleh RDF, selanjutnya berdasarkan signal yang diterima ini posisi atau arah pancaran radio buoy akan diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar