Seperti pada tulisan kami sebelumnya http://penyuluhppsbitung.blogspot.com/2013/05/kapal-perikanan-bitung-kekurangan-jatah.html dimana Makin bertambahnya kapal penangkap ikan di kota Bitung
begitu pula tingkat kebutuhan BBM ikut bertambah. Hal ini mengakibatkan sejumlah Nelayan di Pelabuhan
perikanan Samudera Bitung mengeluhkan keberadaan Bahan Bakar Minyak
(BBM) jenis Solar bersubsidi. Ini terungkap pada saat dialog antara BPH
Migas, BKP RI dan Pertamini Suluttenggo dengan puluhan Nelayan di
Stasiun pengisian bahan bakar Nelayan (SPBN) Pelabuhan Perikanan
Bitung, Jumat (12/4).
"Permasalahan Solar subsidi yang kami alami, saat kembali kembali dari melaut dan mengentre di Stasiun pengisian bahan bakar Nelayan (SPBN) untuk mengambil solar sudah lama mengantre solarnya justru tidak ada," kata Harianto.
Akibatnya kondisi tersebut rencana mereka untuk kembali melaut mengalami kendala karena solar yang sudah tidak ada. "Biasanya saat mendapat solar kami melaut selama satu hingga dua minggu baru kembali mengantre solar lagi kemudian balik ke luat lagi," tambahnya.
Lanjutnya kalancaran Bbm subsidi jenis Solar untuk Nelayan di Kota Bitung tidak lancar sehingga aktivitas melaut kami menjadi terhambat. "Yang namanya mencari ikan di laut kan tidak menentu pendapatannya kadang dapat kadang juga tidak, kadang sudah jauh putar-putar tidak dapat ikan sehingga kami harus kembali mengisi solar," tandasnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Irwan nelayan kapal ikan Tuna dimana permasalahan ketersediaan solar sebagian besar melanda para Nelayan di pelabuhan perikanan Bitung. "Kami minta kelancarannya saja supaya bisa melaut," kata Irwan.
Menurutnya jika tidak ada solar pihaknya tidak bisa melaut dan terpaksa harus menunggu dirumah kadang diatas kapal hingga solar tersedia. "Di SPBN ini lah yang kami pilih untuk meisi Solar karena sangat dekat jaraknya," ucapnya.
Terpisah pemilik SPBN Syamsu mengatakan ketersedian solar tidak mencukupi untuk kebutuhan pada nelayan yang jumlahnya sangat banyak. "Di SPBN ini hanya 8 KL, biasa kalau dilepas semua habis karena sebagian besar nelayan di palabuhan perinakan palelangan ikan di Bitung ambil disini," kata Syamsu saat diwawancara Tribun Manado.
Dijelaskannya ketersediaan 8 KL tersebut masuk ketempatnya dalam sebelum enam kali masuk. "Untuk antisipasi kurangnya ketersediaan kami sudah membuat dan memasukan rekomendasi ke pihak pertamina Manado untuk menambah stok menjadi 200 KL," tandasnya.
"Permasalahan Solar subsidi yang kami alami, saat kembali kembali dari melaut dan mengentre di Stasiun pengisian bahan bakar Nelayan (SPBN) untuk mengambil solar sudah lama mengantre solarnya justru tidak ada," kata Harianto.
Akibatnya kondisi tersebut rencana mereka untuk kembali melaut mengalami kendala karena solar yang sudah tidak ada. "Biasanya saat mendapat solar kami melaut selama satu hingga dua minggu baru kembali mengantre solar lagi kemudian balik ke luat lagi," tambahnya.
Lanjutnya kalancaran Bbm subsidi jenis Solar untuk Nelayan di Kota Bitung tidak lancar sehingga aktivitas melaut kami menjadi terhambat. "Yang namanya mencari ikan di laut kan tidak menentu pendapatannya kadang dapat kadang juga tidak, kadang sudah jauh putar-putar tidak dapat ikan sehingga kami harus kembali mengisi solar," tandasnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Irwan nelayan kapal ikan Tuna dimana permasalahan ketersediaan solar sebagian besar melanda para Nelayan di pelabuhan perikanan Bitung. "Kami minta kelancarannya saja supaya bisa melaut," kata Irwan.
Menurutnya jika tidak ada solar pihaknya tidak bisa melaut dan terpaksa harus menunggu dirumah kadang diatas kapal hingga solar tersedia. "Di SPBN ini lah yang kami pilih untuk meisi Solar karena sangat dekat jaraknya," ucapnya.
Terpisah pemilik SPBN Syamsu mengatakan ketersedian solar tidak mencukupi untuk kebutuhan pada nelayan yang jumlahnya sangat banyak. "Di SPBN ini hanya 8 KL, biasa kalau dilepas semua habis karena sebagian besar nelayan di palabuhan perinakan palelangan ikan di Bitung ambil disini," kata Syamsu saat diwawancara Tribun Manado.
Dijelaskannya ketersediaan 8 KL tersebut masuk ketempatnya dalam sebelum enam kali masuk. "Untuk antisipasi kurangnya ketersediaan kami sudah membuat dan memasukan rekomendasi ke pihak pertamina Manado untuk menambah stok menjadi 200 KL," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar