Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, Sulawei Utara kini kewalahan melayani kapal-kapal nelayan yang hendak membongkar hasil tangkapannya karena fasilitas yang dimiliki semakin tidak sesuai dengan jumlah kapal yang hendak merapat di dermaga. "Kita kewalahan. Terpaksa sering menolak kapal karena tidak ada lagi tempat untuk kapal bersandar sebab dermaga sangat pendek," kata Kepala Bidang Tata Operasional PPS Bitung Endang Sunaryo, A.Pi kepada ANTARA usai menerima kunjungan tim dari Pemprov Sulteng di Bitung, Rabu.
Ia menyebutkan, saat ini jumlah kapal yang beroperasi di PPS Bitung mencapai 1.222 buah, sementara panjang dermaga hanya 126 meter. "Hal ini mengakibatkan jumlah ikan yang dibongkar di PPS hanya sekitar 15 sampai 20 persen dari total ikan yang di Bongkar di seluruh pelabuhan di Bitung yang mencapai 110.000 ton pada Januari-Nopember 2012 ini," katanya.
Menurut dia, sebagian besar ikan terpaksa dibongkar di dermaga PT. Pelindo dan TNI Angkatan Laut serta dermaga perusahaan perikanan karena PPS tidak bisa menampung mereka semua. Hal ini, kata Endang, sangat mempengaruhi peran PPS sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Tahun ini PNBP yang direalisasi hanya sekitar Rp 300 juta," ujarnya. Karena itu, katanya, PPS Bitung telah mengusulkan dana investasi ke Kementeterian KP sebesar Rp35 miliar untuk membangun dermaga baru berikut jembatan penghubung (trestle) agar dermaga bisa menampung lebih banyak kapal dan juga kapal-kapal bertonase besar di atas 1.000 GRT.
"Kalau investasi ini bisa direalisasikan, maka kami prediksikan, volume pembongkaran ikan di PPS akan naik dari 15 persen menjadi 45 persen dari total ikan yang dibongkar di Kota Bitung setiap tahun," ujarnya.
Endang mengakui bahwa PPS Bitung mengalami banyak kekurangan misalnya luas areal hanya 5,7 hektare yang seyogianya 20 hektare. Dengan luas 5,7 ha itu, kini sudah ada 23 industri pengolahan ikan yang menyewa lahan di PPS dengan ongkos sewa hanya Rp 1.200,00/m2/tahun.
Kekurangan lainnya adalah panjang dermaga hanya 126 meter yang seyogianya 300 meter, kapasitas air bersih terbatas hanya 1.000 m3/detik, kapasitas instalasi pengolahan limbah (ipal) terbatas, aloaksi BBM kurang dan areal emakin sempit. Ia berharap pemerinth pusat akan memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan sarana dan fasilitas di PPS Bitung karena pelabuhan ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap ekonomi daerah dan nasional karena nilai produksi perikanan di PPS Bitung cukup signifikan mencapai Rp225 miliar pada 2011 dengan pertumbuhan antara 10 sampai 20 persen tiap tahun.(ant/ev)
Ia menyebutkan, saat ini jumlah kapal yang beroperasi di PPS Bitung mencapai 1.222 buah, sementara panjang dermaga hanya 126 meter. "Hal ini mengakibatkan jumlah ikan yang dibongkar di PPS hanya sekitar 15 sampai 20 persen dari total ikan yang di Bongkar di seluruh pelabuhan di Bitung yang mencapai 110.000 ton pada Januari-Nopember 2012 ini," katanya.
Menurut dia, sebagian besar ikan terpaksa dibongkar di dermaga PT. Pelindo dan TNI Angkatan Laut serta dermaga perusahaan perikanan karena PPS tidak bisa menampung mereka semua. Hal ini, kata Endang, sangat mempengaruhi peran PPS sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Tahun ini PNBP yang direalisasi hanya sekitar Rp 300 juta," ujarnya. Karena itu, katanya, PPS Bitung telah mengusulkan dana investasi ke Kementeterian KP sebesar Rp35 miliar untuk membangun dermaga baru berikut jembatan penghubung (trestle) agar dermaga bisa menampung lebih banyak kapal dan juga kapal-kapal bertonase besar di atas 1.000 GRT.
"Kalau investasi ini bisa direalisasikan, maka kami prediksikan, volume pembongkaran ikan di PPS akan naik dari 15 persen menjadi 45 persen dari total ikan yang dibongkar di Kota Bitung setiap tahun," ujarnya.
Endang mengakui bahwa PPS Bitung mengalami banyak kekurangan misalnya luas areal hanya 5,7 hektare yang seyogianya 20 hektare. Dengan luas 5,7 ha itu, kini sudah ada 23 industri pengolahan ikan yang menyewa lahan di PPS dengan ongkos sewa hanya Rp 1.200,00/m2/tahun.
Kekurangan lainnya adalah panjang dermaga hanya 126 meter yang seyogianya 300 meter, kapasitas air bersih terbatas hanya 1.000 m3/detik, kapasitas instalasi pengolahan limbah (ipal) terbatas, aloaksi BBM kurang dan areal emakin sempit. Ia berharap pemerinth pusat akan memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan sarana dan fasilitas di PPS Bitung karena pelabuhan ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap ekonomi daerah dan nasional karena nilai produksi perikanan di PPS Bitung cukup signifikan mencapai Rp225 miliar pada 2011 dengan pertumbuhan antara 10 sampai 20 persen tiap tahun.(ant/ev)